Macam Macam Majas dan Contoh
Ada berbagai jenis majas yang biasa kita gunakan. Secara
garis besar, macam macam majas ini dapat dibagi ke dalam empat kelompok besar,
meliputi : majas perbandingan, pertentangan, sindiran, dan penegasan. Pembagian
ini didasarkan pada cara mengungkapkan makna kiasan dalam gaya bahasa yang
digunakan.
Majas Perbandingan
Jenis majas perbandingan meliputi majas yang menggunakan
gaya bahasa ungkapan dengan cara menyandingkan atau membandingkan suatu objek
dengan objek yang lainnya, yakni melalui proses penyamaan, pelebihan, atau
penggantian. Di dalam majas perbandingan ini pun masih dapat dibagi ke dalam
beberapa sub jenis, seperti :
1. Majas Personifikasi
Contoh Majas Personifikasi
Majas personifikasi menggunakan gaya bahasa yang ungkapannya
seakan menggantikan fungsi benda mati yang dapat bersikap seperti manusia.
Majas ini membandingkan benda mati dan manusia. Jadi, intinya adalah pada kata
‘person’ yang berarti orang, atau meng-orang-kan benda mati.
Contoh: Pensil itu menari –nari di atas kertas untuk
menghasilkan gambar yang begitu indah.
Keterangan: pensil adalah benda mati yang sudah pasti tidak
bisa menari, tapi digambarkan benda mati tersebut bisa menari layaknya manusia.
Contoh Majas Personifikasi:
Pena itu menari-nari di atas kertas.
Lia termenung menatap daun-daun yang berjoget diterpa angin.
Leptopku sedang kelelahan karena digunakan semalam suntuk.
Pepohonan di hutan itu tampak sedih karena musim kemarau
panjang.
Lautan biru itu seolah menatapku dalam hening.
Aku bisa merasakan dinding-dinding di sekitarku mendengar
pembicaraan kita.
Baju ini memelukku tubuhku yang kedinginan.
Bunga-bunga di taman bercengkerama riang di bawah terik
hangat mentari.
Aku tidak bisa menemukan jam tanganku, mungkin dia melarikan
diri.
Jam berjalan dengan sangat lambat.
2. Majas Metafora
Contoh Majas Metafora
Majas metafora adalah suatu majas yang menggunakan sebuah
objek yang bersifat sama dengan pesan yang ingin disampaikan, melalui suatu
ungkapan. Jadi, satu objek dibandingkan dengan objek lain yang serupa sifatnya,
tetapi bukan manusia.
Contoh: Lily adalah anak emas di keluarga besar Pak Badar.
Keterangan: anak emas adalah ungkapan bagi orang yang
dianggap kesayangan.
Contoh Majas Metafora:
Mila adalah bunga desa yang selalu mengagumkan.
Lia selalu menjadi buah bibir karena tingkah lakunya yang
urakan.
Kita harus waspada dengan orang itu karena ia terkenal
panjang tangan.
Raja hutan itu memiliki suara yang paling menggelegar.
Dodi senang sekali dengan buah tangan yang diberikan paman.
Ali berusaha keras untuk mengasilkan buah pena ini.
Tulisan ini adalah buah pikiran kawan sekelasku.
Sang Raja Siang memang selalu membawa kehangatan.
Dinda adalah buah hati pasangan yang fenomenal itu.
Budi hanya bisa pasrah dianggap sebagai sampah masyarakat.
3. Majas Asosiasi
Contoh Majas Asosiasi
Majas asosiasi adalah majas yang menggunakan ungkapan dengan
membandingkan dua objek berbeda, namun dianggap sama, yang dilakukan dengan
pemberian kata sambung bagaikan, bak, atau seperti.
Contoh: Meskipun bukan saudara kembar, tapi kakak beradik
itu bak pinang dibelah dua.
Keterangan: bak pinang dibelah dua artinya kedua saudara itu
memiliki wajah sangat mirip.
Contoh Majas Asosiasi:
Sita dan Siti sangat mirip bak pinang dibelah dua.
Harapannya terpenuhi sesuai keinginan bak gayung bersambut.
Penderiannya memang mudah berubah seperti air di daun talas.
Dia sudah lama tidak muncul bagaikan ditelan bumi.
Layaknya tiada gading yang tak retak, begitu juga tiada
manusia yang sempurna.
Nasib kita pasti berganti seperti roda yang berputar.
Memberi Heni hadiah sama saja seperti menabur garam di
lautan.
Menasehati kakak beradik itu seperti berbicara dengan
tembok.
Aku sangat kecewa dengan tindakanmu yang bagaikan duri dalam
sekam.
Dia sungguh tak tahu balas budi, bak pagar makan tanaman.
4. Majas Hiperbola
Contoh Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang mengungkapkan sesuatu
dengan kesan yang berlebihan, dan bahkan membandingkan sesuatu dengan cara yang
hampir tidak masuk akal.
Contoh: Kakek itu bekerja banting tulang siang malam untuk
menghidupi cucu –cucunya.
Keterangan: bekerja banting tulang siang malam menunjukkan
kesan berlebihan dari tindakan bekerja keras.
Contoh Majas Hiperbola:
Dia sudah terbiasa memeras keringat untuk menafkahi
keluarga.
Luluk girang setengah mati karena mendapat lotre.
Dinda menangis sampai air matanya habis karena kehilangan
dompet.
Lari marathon sungguh melelahkan sampai kakiku terasa mau
lepas.
Suaranya hampir memecahkan gendang telingaku.
Gadis itu berbicara dengan lantang sampai suaranya memenuhi
dunia.
Dia menguap sampai aku hampir tertelan.
Guruku sangat baik seperti malaikat.
Soal matematika ini sangat mudah bagiku, sampai bisa
kuselesaikan dalam sekejap mata.
Dia bisa berlari sangat cepat secepat kilat.
5. Majas Eufemisme
Contoh Majas Eufemisme
Majas eufemisme adalah majas dengan gaya bahasa yang
menggantikan kata-kata yang dianggap kurang baik ata kurang etis, dengan
padanan kata yang lebih halus dan bermakna sepadan.
Contoh: Perusahaan XYZ mengeluarkan kebijakan untuk
memberikan kuota pekerjaan khusus bagi kaum difabel.
Keterangan: kata difabel menggantikan frasa yang dianggap
kurang baik, yakni “orang cacat”.
Contoh Majas Eufemisme:
Dia adalah seorang tuna daksa.
Kita harus menolong orang yang tuna wisma.
Kasihan anak itu, ia terlahir tuna rungu.
Guru itu adalah seorang difabel, tapi ia sangat pandai
mengajar.
Dia terpaksa mendekam di hotel prodeo karena kecelakaan itu.
Karena terjerat kasus korupsi, ia harus dihadapkan di meja
hijau.
Orang tua itu sudah tidak memiliki sanak saudara, makanya ia
diletakkan di panti jompo.
Meskipun ia adalah kaum marginal, tapi ia memiliki semangat
belajar tinggi.
Jika kita bertemu kaum fakir, kita tidak boleh menghinanya.
Dia mengalami gangguan jiwa karena kehilangan pekerjaan dan
keluarga sekaligus.
6. Majas Metonimia
Contoh Majas Metonimia
Majas metonimia adalah majas yang menggunakan gaya bahasa
dengan menyandingkan merek atau istilah tertentu yang sudah populer, untuk
merujuk benda yang sebenarnya lebih umum.
Contoh: Agar gigi bersih, kita harus rajin menggosok gigi
dengan odol.
Keterangan: yang dimaksud dengan odol di sini adalah pasta
gigi, karena odol sebetulnya adalah merek dagang dari pasta gigi.
Contoh Majas Metonimia:
Ayah suka menghisap gudang garam.
Paman memintaku membeli djarum super.
Agar tidak mabuk perjalanan, minum dulu antimo sebelum
berpergian.
Jika sedang akhir bulan, aku biasa makan supermi.
Tolong ambilkan aqua dingin, aku haus sekali.
Rasanya gerah sekali siang ini, aku ingin minum teh gelas
saja.
Ayo kita pergi naik honda.
Aku ingin terbang naik garuda.
Tolong ambilkan nokia milik Kakak di dalam kamar.
Jika merasa lemas, Kamu bisa meminum sangobion.
7. Majas Simile
Contoh Majas Simile
Majas Simile ini bisa dikatakan menyerupai majas asosiasi
yang menggunakan kata hubung berupa : bak, bagaikan, atau seperti. Hanya
bedanya, pada majas simile ini tidak membandingkan dua objek yang berbeda,
melainkan membandingkan kegiatan dengan menggunakan ungkapan yang maknanya
serupa.
Contoh: Setelah kehilangan kakaknya, Dito bagaikan anak ayam
kehilangan induknya, selalu kebingungan.
Keterangan: bagaikan anak ayam kehilangan induknya
menunjukkan adanya kegiatan yang selalu dalam kebingunan tanpa arah dan tujuan.
Contoh Majas Simile:
Sering-seringlah bergaul, agar tidak seperti kura-kura dalam
tempurung.
Dia selalu saja patuh pada ketua geng itu, seperti kerbau
yang ditusuk hidungnya.
Lili memang sudah terkenal sebagai pemalas, seperti beruang
di musim dingin.
Adikmu tampak sangat lapar, jalannya seperti singa
kelaparan.
Rapat hari ini sangat kacau, seperti hutan terserang angin
ribut.
8. Majas Alegori
Contoh Majas Alegori
Majas alegori adalah majas dengan gaya bahasa yang
menyandingkan suatu objek dengan kata-kata kiasan bermakna konotasi atau
ungkapan.
Contoh: Dalam bahtera rumah tangga, suami adalah nakhodanya.
Keterangan: kata suami diungkapkan sebagai nahkoda, yang
bermaksud sebagai pemimpin keluarga.
Contoh Majas Alegori:
Jika sudah sampai pada dermaga kehidupan, pada anaklah kita
akan berlabuh.
Ani sedang mencari pelabuhan cintanya, dan pada Adilah ia
berlabuh.
Dalam pertarungan mencari jati diri, diri kita sendirilah
petarungnya, dan orang tua adalah pelatihnya.
Pertandingan politik ini, membutuhkan kapten yang tepat.
Di dalam perlombaan memenangkan hati, jurinya adalah
perasaan.
9. Majas Sinekdok
Contoh Majas Sinekdok
Gaya bahasa sinekdok ini menunjukkan adanya perwakilan dalam
mengungkapkan sesuatu. Agar lebih jelas, kita bisa melihat pada pembagian majas
sinekdok ini, di mana majas ini masih terbagi lagi dalam dua macam, yaitu
sinekdok pars pro toto dan sinekdok totem pro parte.
Sinekdok pars pro toto (part/ sebagian mewakili total)
adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian unsur dengan maksud mewakili
keseluruhan benda. Sedangkan sinekdok totem pro parte (total mewakili part/
sebagian) adalah kebalikannya, yaitu berupa gaya bahasa yang menunjukkan
keseluruhan bagian yang mewakili hanya pada sebagian benda atau situasi saja.
Contoh:
Pars pro Toto: Selama seminggu ini, Riyan belum juga
menampakkan batang hidungnya.
Keterangan: batang hidung adalah hanya sebagian dari Riyan,
padahal yang dimaksud adalah Riyan seluruhnya.
Totem pro Parte: Indonesia telah berhasil mendapatkan 11
medali emas Asian Games tahun ini.
Keterangan: Indonesia adalah seluruhnya, padahal yang
dimaksud mendapat medali hanya beberapa orang yang mewakili Indonesia saja.
Contoh Majas Sinekdok Pars Pro Toto:
Kita hanya perlu mewakilkan satu kepala saja dalam rapat ini.
Ibu membeli tiga ekor ayam untuk pesta nanti malam.
Dia hanya menampakkan batang hidungnya sebentar saja, lalu
pergi.
Contoh Majas Sinekdok Totem Pro Parte :
Malaysia berhasil mengalahkan Thailand dalam pertandingan
bola itu.
Amerika Serikat menyerang negara-negara yang dianggapnya
berbahaya.
China menyatakan bahwa negaranya telah terbuka dalam
hubungan internasional.
Jepang berhasil menerbangkan rudal tempur terbaru yang
diklaim sangat canggih.
Sekolahku memenangkan lomba cerdas cermat di Semarang.
10. Majas Simbolik
Contoh Majas Simbolik
Majas simbolik menggunakan gaya bahasa yang membandingkan
antara manusia dengan sikap makhluk hidup lain dalam bentuk ungkapan.
Contoh: Silvi adalah bunga desa yang banyak memiliki
kelebihan.
Keterangan: bunga desa menunjukkan sosok yang banyak
dikagumi.
Contoh Majas Simbolik:
Rian sangat berani seperti raja hutan.
Dina disebut-sebut sebagai kembang desa yang dikagumi semua
pria.
Lisa seperti ratu lebah yang dipuja oleh banyak orang.
Dian yang masih menyendiri hingga sekarang memang layak
dianggap bunga teratai, indah tapi susah dijangkau.
Majas Pertentangan
Majas pertentangan merupakan suatu bentuk gaya bahasa dengan
kata-kata kiasan yang bertentangan dengan yang dimaksudkan sesungguhnya. Jenis
majas pertentangan dapat dibagi ke dalam beberapa subjenis, meliputi :
1. Majas Litotes
Contoh Majas Litotes
Majas litotes adalah majas yang berkebalikan dengan majas
hiperbola, tetapi lebih sempit pada ungkapan yang bertujuan untuk merendahkan
diri, dan pada kenyataannya yang dimaksud tidak seperti yang dikatakan.
Contoh: Jika ada waktu, sudilah kiranya mampir ke gubuk
kami.
Keterangan: gubuk yang dimaksud adalah rumah, sekali pun
sebetulnya bukan berbentuk gubuk melainkan rumah yang sudah memiliki bangunan
kokoh.
Contoh Majas Litotes:
Apalah daya kami hanya bisa menyediakan pondok sederhana ini
untuk kalian.
Silahkan dinikmati makanan seadanya ini.
Ini uang tanda terima kasih sekedar untuk mengganti ongkos
pulsa.
Ya, baru mobil butut ini yang bisa kami beli.
Semoga kalian bisa nyaman dengan alas sederhana ini.
2. Majas Paradoks
Contoh Majas Paradoks
Majas paradoks adalah majas dengan ungkapan membandingkan
situasi asli atau fakta dengan situasi yang berkebalikan.
Contoh: Aku merasa sepi di tengah – tengah pesta yang ramai ini.
Keterangan: sepi dan ramai adalah sesuatu yang bertentangan.
Contoh Majas Paradoks:
Dia merasa lapar, padahal tinggal di pusat kuliner.
Dia tersenyum, meski hatinya sedih karena ditinggal sang
kekasih.
Ani tetap saja menangis, ketika orang-orang di sekitarnya
tertawa.
Lia merasa malas di tengah kobaran semangat para relawan.
Didi merasa bising di ruangan kosong yang sepi ini.
3. Majas Antitesis
Contoh Majas Antitesis
Majas antitesis adalah majas yang memadukan pasangan kata
yang memiliki arti bertentangan.
Contoh: Baik buruk semua ada balasan yang setimpal.
Keterangan: kata baik dan buruk adalah dua makna yang
bertentangan dan saling disandingkan.
Contoh Majas Antitesis:
Besar kecil kue ini tetap enak rasanya.
Tinggi rendah martabat kita tergantung pada tingkat laku
kita.
Orang akan menilai baik buruk diri kita dari sikap kita
kepada mereka.
Sangat penting untuk menilai orang berdasarkan benar salah
perbuatan mereka.
Suka benci itu adalah hak kita untuk mengatur perasaan kita
sendiri.
Kita harus selalu menyapa kawan kita, lupa atau ingat mereka
pada kita.
Sehat sakit itu adalah anugerah yang harus kita syukuri.
Cepat lambat kita pasti akan mendapatkan rejeki.
Hidup mati manusia berada di tangah Tuhan.
Gemuk kurus bagiku semua wanita itu cantik selama ia
memiliki sikap santun.
4. Majas Kontradiksi Interminis
Contoh Majas Kontradiksi Interminis
Adalah gaya bahasa dengan ungkapan menyangkal ujaran yang
telah dipaparkan sebelumnya, dan biasanya diikuti konjungsi, seperti kata
kecuali atau hanya saja.
Contoh Majas Kontradiksi Interminis:
Kota – kota besar ini semakin mewah, kecuali kota – kota
pinggiran yang semakin tersisih.
Pesta ini sangat meriah, hanya saja di sudut kolam itu
terlihat sepi.
Burung-burung di sini sangat cantik, kecuali burung kecil
yang sedang terluka itu terlihat buruk.
Hewan ternak milik Pak Sugi sehat – sehat, hanya saja ada
beberapa ternak yang sakit – sakitan.
Mobil-mobil di dealer ini sangat modern, kecuali satu mobil
yang ada di ujung sana terlihat kuno.
Majas Sindiran
Majas sindiran adalah kelompok macam majas yang menggunakan
kata-kata kiasan yang tujuannya adalah untuk menyindir seseorang atau perilaku
dan kondisi tertentu. Jenis majas sindiran terbagi ke dalam tiga subjenis, meliputi
:
1. Majas Ironi
Contoh Majas Ironi
Majas ironi adalah majas yang menggunakan kata-kata
bertentangan dengan fakta yang ada dengan maksud menyindir. Jadi, seperti
memuji di awal, tapi menunjukkan maksud sebenarnya (yakni menyindir) di akhir
kalimat.
Contoh Majas Ironi:
Bersih sekali tempat ini, sampai –sampai bisa jadi sarang
tikus.
Wangi sekali bajumu, sampai banyak lalat yang mengerubuti.
Besar sekali kadomu, sampai bisa dimasukkan dalam kantong
celana.
Sepertinya dietmu sukses, berat badanmu naik hingga 10 kg.
Kakaknya baik sekali, mengantarkan adik ke sekolah saja
enggan.
Santun sekali kamu, berbicara saja pakai membentak-bentak.
Pandai sekali kamu, matematika bisa mendpatkan nilai nol
besar.
Rajin sekali adikku ini, matahari sudah di tengah kepala
baru bangun.
Cepat sekali larimu, dibandingkan dengan kura-kura saja
sama.
Pengertian sekali kamu, ada tamu tidak pernah dijamu.
2. Majas Sinisme
Contoh Majas Sinisme
Majas sinisme ini menggunakan gaya bahasa yang menyampaikan
sindiran secara langsung pada hal yang disindir. Sinisme tidak menggunakan
ungkapan untuk memperhalus sindiran seperti ironi, namun sindiran juga tidak
disampaikan secara kasar.
Contoh Majas Sinisme:
Kotor sekali kamarmu sampai debu debu bertebaran di mana
-mana.
Apek sekali bantal ini seperti tidak pernah dicuci.
Kurus sekali kamu seperti orang yang sudah tidak makan
setahun.
Kamu memang sangat malas, tidak pernah mau membersihkan
rumah.
Dia itu sangat pelit, tidak pernah mau berbagi.
3. Majas Sarkasme
Contoh Majas Sarkasme
Majas ini menyampaikan sindiran secara langsung dan sifatnya
kasar, sehingga cenderung seperti hujatan.
Contoh Majas Sarkasme:
Dia hanyalah sampah masyarakat yang tak berguna!
Dia itu sangat dungu dan tidak tahu apa-apa.
Anak itu sangat tolol sehingga membuatku muak.
Masakan ini rasanya sungguh membuatku ingin muntah.
Pestanya sungguh kacau sehingga aku tidak bisa menikmatinya.
Burung itu memang buruk rupa sehingga tidak ada yang mau
membelinya.
Dodo dikenal sebagai orang yang sangat jorok.
Bangunan ini sudah reot dan kumuh seperti tempat pembuangan
sampah.
Suara penyanyi ini sangat jelek membuat telingaku sakit.
Buku ini jelek sekali, aku pusing dibuatnya.
Majas Penegasan
Majas penegasan adalah jenis gaya bahasa yang dibuat dengan
tujuan untuk meningkatkan pengaruh kepada para pembaca atau pendengarnya agar
menyetujui ujaran atau kejadian yang diungkapkan. Majas penegasan dapat dibagi
ke dalam tujuh subjenis, yang meliputi :
1. Majas Pleonasme
Contoh Majas Pleonasme
Majas ini menggunakan kata-kata yang maknanya sama, sehingga
terkesan tidak efektif, namun hal ini sengaja dilakukan untuk menegaskan suatu
hal.
Contoh: Kita harus maju ke depan agar bisa menjelaskan pada
teman sekelas.
Keterangan: maju pasti ke depan.
Contoh Majas Pleonasme:
Silahkan angkat tangan ke atas bagi yang setuju.
Bagi yang merasa mampu mengerjakan soal ini boleh maju ke
depan.
Kita harus selalu mengingat sejarah di masa lalu.
Kita tidak boleh mundur ke belakang meninggalkan dia sendiria.
Bagi yang merasa sudah lengkap berkasnya, bisa masuk ke
dalam.
2. Majas Repetisi
Contoh Majas Repetisi
Gaya bahasa repetisi dilakukan dengan mengulang kata-kata
yang ada dalam sebuah kalimat.
Contoh Majas Repetisi:
Dia adalah pelakunya, dia si pencuri itu, dialah yang
mengambil jam tangan milikmu.
Saya ingin berubah, saya ingin rajin belajar, saya ingin
pintar, saya ingin menjadi orang sukses.
Lili adalah gadis cantik, Lili adalah gadis baik, Lili
adalah gadis yang sempurna.
Siti begitu baik, Siti begitu mulia, Siti-lah yang selalu
menolongku setiap kali aku ada masalah.
Buku ini buku yang bagus, buku ini sangat istimewa, buku
inilah yang mampu merubah sudut pandangku.
Di tempat ini aku pertama kali bertemu dengannya, di tempat
ini aku berkenalan, di tempat ini aku selalu menunggunya, di tempat ini pula ia
meninggalkanku.
Rumah ini adalah tempat paling nyaman, rumah ini adalah
tempat paling istimewa, rumah inilah tempat tinggalku satu-satunya.
Gadis itu telah
berhasil merayuku, gadis itu berhasil memikat hatiku, gadis itulah yang selalu
mengisi ingatanku.
Komputer inilah yang selalu menemaniku, komputer inilah yang
mengatarkanku pada kesuksesan, komputer ini sudah seperti saudaraku.
Kota ini adalah tempat kelahiranku, kota ini tempatku
dibesarkan, dan di kota ini pula aku akan mati.
3. Majas Retorika
Contoh Majas Retorika
Majas retorika dilakukan dengan memberikan penegasan dalam
bentuk kalimat tanya, yang sesungguhnya tidak perlu dijawab.
Contoh Majas Retorika:
Kapan Aku pernah memintamu untuk membohongiku?
Apa ada orang yang mau ditipu?
Siapa yang rela jika harus kehilangan orang yang
dikasihinya?
Apa kita pernah meminta mendapatkan semua keberkahan ini?
Kapan Aku memintamu untuk iri kepadaku?
Siapa yang tidak ingin hidup makmur dan sejahtera?
Siapa yang senang bila keluarganya berantakan?
Siapa yang tidak berduka bila rumahnya kebakaran?
Apa kita pernah meminta seorang pemimpin yang hanya
memikirkan diri sendiri?
Siapa yang tidak ingin mendapat pemimpin yang amanah?
4. Majas Klimaks
Contoh Majas Klimaks
Majas ini mengurutkan sesuatu dari tingkatan yang rendah ke
tinggi.
Contoh Majas Klimaks:
Bayi, anak kecil, remaja, hingga orang tua seharusnya
memiliki kehidupan yang layak dan sejahtera.
PAUD, TK, SD, SMP, SMA, kita harus bisa menyisipkan
pendidikan karakter di setiap tahapannya.
Kecil, sedang, besar, semua buah ini akan kubeli.
S, L, M, XL, XXL, kita semua memiliki ukuran pakaian itu.
Anak-anak, muda, tua, bisa menikmati fasilitas yang kami
berikan ini.
Masyarakat di pelosok, desa, kota, sudah selayaknya mendapat
kesejahteraan hidup yang baik.
5. Majas Antiklimaks
Contoh Majas Antiklimaks
Gaya bahasa ini berkebalikan dengan klimaks, yakni gaya
bahasa yang menegaskan sesuatu dengan mengurutkan suatu tingkatan dari tinggi
ke tingkatan yang rendah.
Contoh Majas Antiklimaks:
Masyarakat modern, desa, hingga yang pelosok seharusnya
memiliki akses kesehatan yang layak.
Lansia, dewasa, remaja, anak-anak, juga bayi, boleh datang
ke pesta yang kita adakan.
Tua, muda, juga anak-anak punya hak yang sama untuk bahagia.
Ukuran jumbo, sedang, kecil, tersedia di toko kami.
S3, S2. S1. juga D3, boleh mendaftarkan diri di perusahaan
ini.
6. Majas Pararelisme
Contoh Majas Pararelisme
Gaya bahasa paralelisme biasanya terdapat dalam puisi, yang
dilakukan dengan mengulang-ulang sebuah kata di dalam berbagai definisi
berbeda. Jika pengulangan dilakukan di awal, maka disebut sebagai anafora.
Namun, jika kata yang diulang ada pada bagian akhir kalimat, maka disebut
epifora.
Contoh Majas Paralelisme:
Cinta itu sabar.
Cinta itu lemah lembut.
Cinta itu memaafkan.
Cinta itu tidak serakah.
Kasih itu penyabar.
Kasih itu tidak pernah marah.
Kasih itu selalu mengerti.
Yang terbaik itu cinta.
Yang terkasih itu cinta.
Yang paling sempurna itu cinta.
Perempuan paling hebat itulah ibuku.
Perempuan yang penuh kasih sayang itulah ibuku.
Perempuan yang penuh pengertian adalah ibuku.
Perempuan paling sempurna adalah ibuku.
7. Majas Tautologi
Contoh Majas Tautologi
Majas ini menggunakan kata-kata yang memiliki sinonim untuk
menegaskan kondisi atau ujaran tertentu.
Contoh Majas Tautologi:
Hidup akan terasa aman, damai, dan tenteram, apabila kita
semua bisa saling menghormati.
Dia adalah gadis yang penuh dengan kasih, sayang, dan cinta.
Gadis di pelaminan itu adalah gadis yang cantik, manis, dan
anggun.
Suasana di pesta ini sangat ramai, meriah, gegap gempita.
Kelas ini terasa begitu sepi, sunyi, senyap, tidak ada yang
hadir.
Aku menyukai anak
yang ceria, gembira, riang, dan penuh suka cita itu.
Jika memilih baju, ia selalu memilih yang modis, elegan,
modern, dan gaya.
Lili itu anak yang sangat rajin, disiplin, patuh, tidak
pernah terlambat.
Cahaya bulan malam ini tampak terang benderang bercahaya.
Gerakan tarian itu tampak lemah lembut, gemulai, dan begitu
meliuk.
Kita tidak bisa mempercayai penjahat, perampok, penjambret,
dan pencuri, seperti dia.
0 comments:
Post a Comment