Tujuan
pendidikan pada dasarnya adalah untuk membuat seseorang menjadi good and
smart. Dalam sejarah Islam, Rasulullah Muhammad saw juga menegaskan bahwa
misi utamanya dalam mendidik manusia adalah untuk mengupayakan pembentukan
karakter yang baik. Dengan bahasa yang sederhana, tujuan dari pendidikan adalah
mengubah manusia menjadi lebih baik dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan.[1]
Pendidikan Karakter
pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak
mulia, bermoral, bertoleran, bergotong-royong, berjiwa patriotik, berkembang
dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh
iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
Dalam
karakter dilakukan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, mandiri, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Menurut Dharma, dkk,[2]
tujuan penting pendidikan karakter adalah memfasilitasi pengetahuan dan
pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik
ketika proses sekolah dan setelah lulus dari sekolah.
Sedangkan
tujuan pendidikan karakter yang diharapkan Kementerian Pendidikan Nasional
adalah:
a.
Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia
dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.
b. Mengembangkan
kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai
nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius.
c.
Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai
generasi penerus bangsa.
d. Mengembangkan
kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan
kebangsaan.
e.
Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar
yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa
kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).[3]
Doni
Koesoema dalam bukunya mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan karakter adalah
untuk kepentingan pertumbuhan individu secara integral, pendidikan karakter semestinya mempunyai tujuan jangka panjang
yang mendasarkan diri pada tanggapan aktif kontekstual individu atas impuls
natural sosial yang diterimanya yang pada gilirannya semakin mempertajam visi
hidup yang akan diraih lewat proses pembentukan diri terus-menerus (on going
information). Tujuan jangka panjang ini tidak sekadar berupa idealisme yang
penentuan sarana untuk mencapai tujuan itu tidak dapat diverifikasi, melainkan
sebuah pendekatan dialektis yang semakin mendekatkan antara yang ideal dengan
kenyataan, melalui proses refleksi dan interaksi terus-menerus, antara
idealisme, pilihan sarana dan hasil langsung yang dapat dievaluasi secara
objektif.[4]
Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa tujuan diadakannya pendidikan karakter, baik di sekolah, madrasah,
maupun di rumah adalah dalam rangka mencetak manusia agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cerdas,
mandiri, demokratis serta memiliki tanggung jawab yang tinggi, mampu hidup
tenang dan produktif dalam kehidupan bersama.
[1] Abdul Majid, Pendidikan Karakter Perspektif Islam,
( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 30.
[2] Dharma Kesuma, dkk. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan
Praktik di Sekolah. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011). hlm. 15
[3] Kementerian Pendidikan Nasional, Pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, (Jakarta: 2010), hlm. 7
[4] Doni Koesuma, Pendidikan Karakter: Strategi
Mendidik Anak di Zaman Global, (Jakarta: Grasindo, 2010), hlm. 135
0 comments:
Post a Comment