Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007: 707) “Kemampuan adalah kesanggupan,
kecakapan, kekuatan untuk melakukan sesuatu’. Kemampuan merupakan bagian dari kecerdasan
seorang individu yakni kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan
intelektual adalah untuk menjalankan kegiatan mental sedangkan kemampuan fisik
adalah untuk melakukan kegiatan yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan
bakat-bakat sejenisnya. Setiap individu memiliki kecerdasan logika matematika
atau kemampuan memahami bilangan.
Kemampuan menurut
Munandar (Ahmad, 2011: 97) bahwa kemampuan merupakan
suatu daya untuk melakukan suatu tindakan dari hasil pembawaan atau
latihan. Seseorang dapat melakukan sesuatu karena adanya kemampuan yang
dimilikinya. Dalam pandangan Munandar kemampuan ini adalah potensi seseorang
yang merupakan bawaan sejak lahir serta dikembangkan dengan adanya pembiasaan
dan latihan sehingga ia mampu melakukan sesuatu. Kemampuan mengenal lambang
bilangan pada anak TK sangat penting dikembangkan guna memperoleh kesiapan
dalam mengikuti pembelajaran di tingkat yang lebih tinggi khususnya dalam
penguasaan konsep matematika.
Dengan demikian kemampuan mengenal lambang bilangan
telah ada pada anak dan untuk mengembangkannya maka guru memberikan stimulus
dan rangsangan pada anak agar kemampuan mengenal lambang bilangan dapat
berkembang dengan baik dan optimal.
Perkembangan kognitif dan kemampuan berfikir anak TK
dalam mengenal lambang bilangan termasuk ke dalam kemampuan Number ability,
yaitu kemampuan anak memahami dan memecahkan masalah-masalah matematis yaitu
masalah yang menyangkut dan menggunakan angka-angka atau bilangan-bilangan.
Teori belajar Jean Piaget termasuk pada teori belajar
kognitif yang berpandangan bahwa prose belajar pada manusia melibatkan
pengenalan yang bersifat kognitif. Dimana cara belajar orang dewasa akan
berbeda dengan cara belajar anak. Proses belajar orang dewasa melibatkan
kemampuan kognitif yang lebih tinggi. Proses kognitif tersebut turut ambil
bagian selama proses belajar berlangsung. Oleh karena itu, faktor tahap
perkembangan kognitif individu menjadi pertimbangan utama berlangsungnya proses
pembelajaran. Jean Piaget (Sutardi dan Sudirjo, 2007:13) membagi tahap
perkembangan menjadi a) Tahap sensori motor (0-2), b) periode praoperasional
(2-7), c) periode operasional konkrit (7-11/12), dan d) periode operasional
formal (12-14/15)”.
Pada umumnya anak TK berumur 2-6 tahun, yaitu berada
pada periode praoperasional. Anak yang masih berada pada periode ini untuk
berpikir abstrak masih membutuhkan bantuan manipulasi objek-objek konkrit atau
pengalaman-pengalaman yang langsung dialaminya.
Dalam belajar, menurut Piaget (Pitajeng, 2005:27)
bahwa “Struktur kognitif yang dimiliki seseorang terjadi karena proses
asimilasi dan akomodasi”. Asimilasi adalah proses mendapatkan informasi dan
pengalaman baru yang langsung menyatu dengan struktur mental yang sudah
dimiliki oleh seseorang. Sedangkan akomodasi adalah proses menstruktur kembali
mental sebagai akibat adanya informasi dan pengalaman baru. Jadi, belajar tidak
hanya menerima informasi dan pengalaman lama yang dimiliki siswa untuk
mengakomodasikan informasi pengalaman baru. Oleh karena itu, yang perlu diperhatikan
dalam tahap praoperasional adalah pembelajaran yang didasarkan pada benda-benda
konkrit agar mempermudah siswa memahami lambang bilangan.
Bilangan merupakan bagian tak terpisahkan dari
matematika. Sejarah lahirnya bilangan menunjukkan bahwa bilangan diperlukan
dalam kegiatan sehari-hari, mulai dari perhitungan sederhana di zaman dahulu
sampai perhitungan rumit saat ini untuk keperluan teknologi tinggi.
Menurut Sutawidjaya (1992:20) bahwa “Bilangan
merupakan sebuah lambang dalam menyatakan sebuah konsep banyaknya anggota dalam
sebuah kumpulan atau himpunan”. Sedangkan konsep bilangan mengacu kepada banyak
anggota.
Berdasarkan Kurikulum Taman Kanak-Kanak, Standar
Kompetensi yang harus dikuasai anak dalam aspek kognitid yaitu anak mampu
mengenal berbagai konsep dalam kehidupan sehari-hari. Hasil belajar yang
diharapkan yaitu anak dapat mengenal bilangan. Indikator yang harus dicapai
adalah (1) membilang/menyebutkan urutan bilangan dari 1 sampai 10, (2)
membilangan dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda)
sampai 5, (3) menunjukkan urutan benda untuk bilangan sampai 5, (4)
menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 5 (anak
tidak disuruh menulis), (5) menunjukkan 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya,
yang tidak sama, lebih banyak dan lebih sedikit, (6) menyebutkan kembali
benda-benda yang baru dilihatnya.
Berdasarkan Permendiknas Nomor 146 Tahun 2014 tentang
kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini bahwa indicator pencapaian untuk
mengenal lambang bilangan adalah Menghubungkan benda-benda konkret dengan lambang bilangan 110.
0 comments:
Post a Comment