Tahap-tahap pembelajarna mengenal lambang bilangan di
TK dapat dilakukan sesuai dengan teori perkembangan mental anak atau teori
tingkat perkembangan berpikir anak menurut Jean Piaget (Subarinah, 2006: 2)
yaitu “tahap sensori motorik (usia kurang dari 2 tahun), tahap praoperasi (usia
2-7 tahun), tahap operasi konkrit (7-11 tahun), tahap operasi formal (11 tahun
ke atas).
Dalam teorinya Jerome S Bruner menekankan proses
belajar menggunakan model mental, setiap individu yang belajar mengalami
sendiri apa yang dipelajarinya agar proses tersebut direkam dalam pikirannya
dengan caranya sendiri. Bruner (Subarinah, 2006: 3) membagi proses dalam 3
tahapan yaitu “tahap kegiatan (enactive), tahap gambar bayangan (iconic), tahap
simbolik (symbolic)”.
Dalam menyampaikan materi pembelajaran tentang
mengenal bilangan pada anak usia dini tidak dapat dilakukan secara
tergesa-gesa, tetapi harus secara bertahap. Menurut Thorndike (Maulana,
2008:65) bahwa : “Sebaiknya materi diberikan dan disusun dari tahap yang paling
mudah ke yang paling sukar, sesuai dengan tingkatan kelas dan tingkatan
sekolah. Penguasaan materi yang lebih mudah akan menuntun anak untuk menguasai
materi selanjutnya yang lebih sukar. Atau dengan kata lain, topic/konsep
prasyarat harus dikuasai terlebih dahulu untuk dapat memahami topik atau konsep
selanjutnya”.
Begitu pula menurut Raharjo (2004: 3) menyatakan bahwa
ada beberapa tahap dalam menyampaikan bilangan pada anak yaitu: (a) peragaan
membilang 1 sampai dengan 5, (b) peragaan mengenal bilangan berdasarkan
banyaknya benda dalam satu kumpulan (diawali dengan bilangan 1 sampai 5) untuk
pertama kali dilakukan secara urut, kemudian dilakukan secara acak. Apabila
dilakukan secara urut sudah lancar dapat dilanjutkan secara acak hingga lancar.
Apabila peragaan secara acak sudah lancar berarti penanaman konsep bilangan
sudah tercapai. (c) Peragaan mengenal lambang bilangan, yang diawali dengan
satu sampai 5. Untuk peragaan awal, dapat dilakukan dengan cara memasangkan
antara banyaknya benda dalam kumpulan sebanyak 1 hingga 5 dengan lambang
bilangan 1 sampai 5. Selanjutnya baru pada lambangnya saja, pertama dilakukan
secara urut kemudian secara acak. Apabila peragaan secara acak sudah lancar,
hal ini berarti bilangan 1 sampai 5 sudah tertanam pada pikiran anak. (d)
Menulis lambang bilangan. Menulis lambang bilangan dilakukan menulis di udara
atau di dinding tanpa goresan dan menulis di buku. Sesudah anak mengenal
tulisan bilangan 1 sampai 5 maka dapat dilanjutkan dengan tingkat selanjutnya
dengan cara yang sama.
Pada tahapan penanaman konsep, anak memahami berbagai
konsep melalui pengalaman bekerja dan bermain dengan benda-benda konkrit, pada
tahap transisi guru dapat mengenalkan lambang konsep dengan menghubungkan
antara konsep konkrit dengan lambang bilangan dan pada tahap lambang guru dapat
mengenalkan berbagai lambang yang ada dalam matematika, Piaget dan Lorton
(Sriningsih, 2008: 34).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketika akan
memberikan pembelajaran mengenal lambang bilangan pada anak usia dini tidak
dapat dilakukan secara asal maupun tergesa-gesa, tetapi harus dilakukan secara
bertahap mulai dari yang termudah sampai dengan yang tersulit seperti mulai
dari konsep bilangan, menghubungkan konsep ke lambang bilangan dan mengenalkan
lambang bilangan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai macam benda yang
menarik yang ada di sekitar lingkungan anak, melalui sebuah permainan untuk
mendorong anak memahami lambang bilangan dengan baik. Melalui tahapan yang
benar, maka diharapkan anak dapat mengenal bilangan dengan mudah dan benar.
b.
Indikator Mengenal Bilangan di Taman Kanak-Kanak
Menurut Payne, et. al (Copley, 2005: 56) kemampuan-kemampuan
yang dikemukakan dalam bilangan dan operasi bilangan diantaranya adalah:
1)
Counting (berhitung)
Counting atau berhitung merupakan untuk menyebutkan angka
secara urut mulai dari satu, dua, tiga dan seterusnya sampai anak dapat
mengingatnya.
2)
One to One correspondence
(hubungan satu kesatuan)
One
to One correspondence atau hubungan
satu kesatuan merupakan kemampuan yang dimiliki anak dalam mengurutkan,
menyesuaikan jumlah angka dengan benda.
3)
Quantity (kuantitas)
Quantity atau kuantitas merupakan kemampuan yang dimiliki anak
untuk mengetahui jumlah benda yang ada dihadapannya dengan cara menghitung
secara urut benda tersebut.
0 comments:
Post a Comment