Thursday, January 30, 2020

Tahap-tahap Pembelajaran Bilangan di Taman kanak-kanak



Tahap-tahap pembelajarna mengenal lambang bilangan di TK dapat dilakukan sesuai dengan teori perkembangan mental anak atau teori tingkat perkembangan berpikir anak menurut Jean Piaget (Subarinah, 2006: 2) yaitu “tahap sensori motorik (usia kurang dari 2 tahun), tahap praoperasi (usia 2-7 tahun), tahap operasi konkrit (7-11 tahun), tahap operasi formal (11 tahun ke atas).
Dalam teorinya Jerome S Bruner menekankan proses belajar menggunakan model mental, setiap individu yang belajar mengalami sendiri apa yang dipelajarinya agar proses tersebut direkam dalam pikirannya dengan caranya sendiri. Bruner (Subarinah, 2006: 3) membagi proses dalam 3 tahapan yaitu “tahap kegiatan (enactive), tahap gambar bayangan (iconic), tahap simbolik (symbolic)”.
Dalam menyampaikan materi pembelajaran tentang mengenal bilangan pada anak usia dini tidak dapat dilakukan secara tergesa-gesa, tetapi harus secara bertahap. Menurut Thorndike (Maulana, 2008:65) bahwa : “Sebaiknya materi diberikan dan disusun dari tahap yang paling mudah ke yang paling sukar, sesuai dengan tingkatan kelas dan tingkatan sekolah. Penguasaan materi yang lebih mudah akan menuntun anak untuk menguasai materi selanjutnya yang lebih sukar. Atau dengan kata lain, topic/konsep prasyarat harus dikuasai terlebih dahulu untuk dapat memahami topik atau konsep selanjutnya”. 
Begitu pula menurut Raharjo (2004: 3) menyatakan bahwa ada beberapa tahap dalam menyampaikan bilangan pada anak yaitu: (a) peragaan membilang 1 sampai dengan 5, (b) peragaan mengenal bilangan berdasarkan banyaknya benda dalam satu kumpulan (diawali dengan bilangan 1 sampai 5) untuk pertama kali dilakukan secara urut, kemudian dilakukan secara acak. Apabila dilakukan secara urut sudah lancar dapat dilanjutkan secara acak hingga lancar. Apabila peragaan secara acak sudah lancar berarti penanaman konsep bilangan sudah tercapai. (c) Peragaan mengenal lambang bilangan, yang diawali dengan satu sampai 5. Untuk peragaan awal, dapat dilakukan dengan cara memasangkan antara banyaknya benda dalam kumpulan sebanyak 1 hingga 5 dengan lambang bilangan 1 sampai 5. Selanjutnya baru pada lambangnya saja, pertama dilakukan secara urut kemudian secara acak. Apabila peragaan secara acak sudah lancar, hal ini berarti bilangan 1 sampai 5 sudah tertanam pada pikiran anak. (d) Menulis lambang bilangan. Menulis lambang bilangan dilakukan menulis di udara atau di dinding tanpa goresan dan menulis di buku. Sesudah anak mengenal tulisan bilangan 1 sampai 5 maka dapat dilanjutkan dengan tingkat selanjutnya dengan cara yang sama.
Pada tahapan penanaman konsep, anak memahami berbagai konsep melalui pengalaman bekerja dan bermain dengan benda-benda konkrit, pada tahap transisi guru dapat mengenalkan lambang konsep dengan menghubungkan antara konsep konkrit dengan lambang bilangan dan pada tahap lambang guru dapat mengenalkan berbagai lambang yang ada dalam matematika, Piaget dan Lorton (Sriningsih, 2008: 34).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketika akan memberikan pembelajaran mengenal lambang bilangan pada anak usia dini tidak dapat dilakukan secara asal maupun tergesa-gesa, tetapi harus dilakukan secara bertahap mulai dari yang termudah sampai dengan yang tersulit seperti mulai dari konsep bilangan, menghubungkan konsep ke lambang bilangan dan mengenalkan lambang bilangan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai macam benda yang menarik yang ada di sekitar lingkungan anak, melalui sebuah permainan untuk mendorong anak memahami lambang bilangan dengan baik. Melalui tahapan yang benar, maka diharapkan anak dapat mengenal bilangan dengan mudah dan benar.
b.   Indikator Mengenal Bilangan di Taman Kanak-Kanak
Menurut Payne, et. al (Copley, 2005: 56) kemampuan-kemampuan yang dikemukakan dalam bilangan dan operasi bilangan diantaranya adalah:
1)   Counting (berhitung)
Counting atau berhitung merupakan untuk menyebutkan angka secara urut mulai dari satu, dua, tiga dan seterusnya sampai anak dapat mengingatnya.
2)   One to One correspondence (hubungan satu kesatuan)
One to One correspondence atau hubungan satu kesatuan merupakan kemampuan yang dimiliki anak dalam mengurutkan, menyesuaikan jumlah angka dengan benda.
3)   Quantity (kuantitas)
Quantity atau kuantitas merupakan kemampuan yang dimiliki anak untuk mengetahui jumlah benda yang ada dihadapannya dengan cara menghitung secara urut benda tersebut.

0 comments:

Post a Comment

Blogroll

loading...
 

Catatanku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang