Monday, July 13, 2020

Keterampilan Gerak Anak Usia Dini



Keterampilan gerak sebagai keterampilan dasr adalh bentuk keterampilan yang bermanfaat dan dibutuhkan anak dalam kehidupannya sehari-hari.Keterampilan ini penting untuk anak-anak dan berfungsi dalam lingkungannya. Keterampilan bersifat teknis dapat dilakukan sebagai gerakan kreatif dengan memadukan keterampilan berikut :
1.     Keterampilan lokomotor, yaitu keterampilan yang digunakan untuk menggerakan atau memindahkan posisi tubuh dari satu tempat ketempat yang lainnya. Termasuk kedalam keterampilan ini adalah berjalan, berlari, melompat, hop (jingkat), berderap, mendorong dan lain-lain. Keterampilan ini sangat mudah dilaukan anak karena mereka senang bergerak dan berjalan atau berlari. Guru dapat memodifikasi gerak-gerak lokomotor ini secara kreatif menggunakan tema.
2.     Keterampilan non-lokomotor, yaitu keterampilan di tempat yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh dari satu tempat ketempat yang lain. Melakukan gerak membungkuk tanpa memindahkan tubuhnya dari tempat anak berdiri. Keterampilan non-lokomotor ini melalui kegiatan : membengkokan tubuh, metentangkan tangan, memilin, memutar, mengayun, menggoyang, mengangkat, mendorong, menarik, memantulkan, merendahkan tubuh dan lain-lain. Contohnya anak secara berpasangan melakukan gerak membungkuk tanpa berpindah tempat, kemudian mereka dilanjutkan dengan gerak merentangan tangan, bias divariasi sambil di ayun-ayun kekanan kekiri. Latihan ini diulanh-ulang denan iringan musik.
3.     Keterampilan Manipulatif, yaitu keterampilan yang melibatkan kemampuan anak untuk menggunakan bagian-bagian tubuhnya seperti tangan dan kaki untuk memanipulasi benda diluar dirinya. Di dalam tarian, keterampilan ini melibatkan koordinasi mata-tangan serta mata-kaki seperti gerak tepuk tangan, melambaikan benda (bendera atau selendang) serta melempar benda keatas lalu ditangkapnya dan sebagainya.
Melalui keterampilan gerak lokomotor, gerak non-lokomotor maupun gerak manipulative anak mendapat kesempatan untuk belajar menggabungkan dan mendemonstrasikannya dengan cara koreografi. Mintalah anak menari dalam tempo atau kecepatan berbeda-beda, misalnya : menggunakan gerakan lokomotif seperti : gerak menyorong pelan sambil melangkah santai, gerak melompat cepat atau melopat pelan. Pilihan music untuk mengiringi gerakan-gerkan tersebut disesuaikan dengan kecepatan gerak yang berbeda, atau mainkan alat music pukul pada kecepatan yang berbeda pula.
Dari keterampilan ini mintalah anak untuk menggunakan gerak tubuhnya menciptakan dan menjelajahi tempat yang kecil, besar, tinggi, bahkan rendah.Kita dapat mengajak anak untuk membayangkan ketika mereka menjelajahi gua denagn jalan yang sempit sekali, gua besar atap-atap tinggi dan terusan rendah.Pilihlah instrument music atau suara-suara yang dapat digunakan sebagai efek suara untuk merangsang inspirasi mereka ketika bergerak menempati ruang atau sekedar menggerakan tubuhnya.
Saat musik atau alat musik pukul dibunyikan, mintalah anak mengawali gerakannya dengan mengikuti arus musik, lalu dengan bergoncang dan akhirnya dengan gerakan yang lembut. Atau dalam sebuah lingkaran misalnya, dimana setiap anak dapat saling melihat satu  sama lain, masing-masing anak secara bergantian sebagai pemimpin tarian. Siapa yang menjadi pemimpin tarian memilih sebuah gerakan tari yang sederhana yang mereka sukai dan mendemonstrasikannya.Kemudian anak-anak lainnya menirukan gerakan spontan koreografernya.
Contoh lain, pilihlah aksi-aksi yang berhubungan dengan bidang pengembangan yang diajarkan, seperti : peminjaman, penjelajahan, atau pencarian. Gunakan sebagian atau seluruh gerakan untuk mengubah aksi menjadi gerak tari kreatif yang memiliki tenaga, ruang dan waktu.Atau keterampilan gerak kreaktif dapat dirangkai dengan bidang pengembangan bahasa misalnya, kita dapat memilih cerita-cerita untuk diubah kedalam tari.Musiknya dipilih atau gunakan ketukan alat musik pukul untuk digunakan oleh anak.Atau minta anak merangkai ejaan dari kata-kata mereka selama satu minggi kedalam koreografi.
Mintalah anak menari dalam tempo atau kecepatan berbeda-beda, misalnya : menggunakan lokomotif gerakan-gerakan seperti menyorong pelan dan langkah santai, melompat cepat atau melompat pelan. Pilihlah music untuk mengiringi gerakan-gerakan tersebut yang kecepatannya berbeda, atau mainkan alat musik pukul pada kecepatan yang berbeda pula.Dari keterampilan ini mintalah anak menggunakan gerak tubuhnya menciptakan dan menjelajahi tempat yang kecil, besar, tinggi, bahkan rendah.Kita dapat mengajak anak untuk membayangkan ketika mereka menjelajahi gua dengan jalan yang sempit sekali, gua besar, atap-atap tinggi dan etrsusun rendah.Pilihlah instrument musik atau suara-suara yang dapat di gunakan sebagai efek suara untuk merangsang inspirasi mereka ketikan bergerak menempati ruang atau sekedar menggerakan tubuhnya.
Sacara teknis banyak gerakan tariyang tampak parallel (berjalan sejajar) dengan irama musiknya, misalnya ketukannya dan cepat-lambat atau temponya. Jika irama dan tempo musiknya cocok, anak akan menari bukan saja merasa sesuai, bahkan akan merasa terbantu atau terdorong dalam menarikannya. Irama musik dalam hal ini mempermudah atau memperlanar aliran gerak, dan membangkitkan semangat menarikan tarinya. Sebaliknya, music yang tidak cocok, umpamanya tempo yang terlalu lambat ataupun terlalu sepat, dan gairah yang lemah, akan menyulitkan anak dalam bergerak. Irama music yang cocok, juga akan mendukung atau mempertegas gerakannya, sehingga gerak-gerak itu Nampak lebih hidup dan ekspretif. Dengan kata lain, irama music mendukung anak menari menempati ruang, waktu dan tenaga.

Makalah Seni Tari Untuk Anak Usia Dini


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalh ini dengan baik.Dalam makalah ini saya ingin berbagi ilmu mengenai seni tari merupakan salah satu contoh kecerdasan kinestetik. Sementara itu kecerdasan kinestetik pada Anak Usia Dini dapat dikembangkan dengan berbagai cara, tidak hanya menari saja. Adapun cara lain meliputi bermain, berolah raga, jalan berirama, lari merangkak, kolase, permainan berpasangan, lomba ketahanan fisik dan sentuh-tebak. Cara tersebut bertujuan merangsang kemampuan koordinasi tubuh, kemampuan keseimbangan, keterampilan kinestetik, kekuatan fisik, kelenturan tubuh, kecepatan dan ketangkasan gerak, daya tahan, kepekaan sentuhan.
Tubuh menjadi alat utama dalam menari, dan gerak tubuh merupakan media dasar untuk mengungkapkan ekspresi tari.
Tari diwujudkan dengan gerakan tubuh.Gerakan tubuh membutuhkan ruang, waktu dan tenaga. Bagian-bagian tubuh yang mempunyaiperan dalam menari adalah : struktur tubuh, organisasi tubuh/olah tubuh, dan keterampilan tubuh. Gerak merupakan dasar dari belajar tari.Bergerak melalui menari merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi anak.Kesadaran gerakan anggota tubuh seperti tepukan tangan yang ritmis atau dalam suasana ceria. Bentuk-bentuk ruang dalam menari adalah: arah, jalan setapak, level, bentuk, bentuk individual, dan hubungan.
B.     Tujuan Penulisan.
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini guna memenuhi tugas dari Dosen seni tari. Manfaat yang diperoleh oleh penyusun melalui makah ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu acuan dalam makalah-makalah berikutnya, sehingga dalam penyusunan karya tulis yang akan datang hal-hal yang sudah baik ditingkatkan dan yang salah diperbaiki serta menambah wawasan kami mengenai seni tari.
BAB II
PEMBAHASAN
A.     Definisi dan komponen kecerdasan kinestetik
Kecerdasan kinesteti didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan seluruh tubuh (fisik) untuk mengekspresikan ide dan perasaan (dalam bentuk berpantomim, menari, berolah raga) dan keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu ( membuat kerajianan,membuat patung, menjahit), (Armstrong, 2003).Cerdas kinestetis berarti belajar serta berpikir dengan tubuh.Kecerdasan ditunjukan dengan ketangkasantubuh dalam memahami perintah otak (Armstrong, 2002).
Komponen inti dari kecerdasan kinestetik adalah kemampuan-kemampuan fisik yang spesifik, seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, dan kecepatan maupun kemampuan menerima rangsang (proprioceptive) dan hal yang berkaitan dengan sentuhan ( tactile dan haptic) (Armstrong, 2003). Komponen inti juga meliputi kemampuan motorik halus (keterampilan tangan, koordinasi mata-tangan) kepekaan sentuhan, daya tahan, dan daya reflex (Armstrong, 2004). Kemampuan inti dari kecerdasan kinestetik bertumpu pada kemampuan yang tinggi untuk mengendalikan gerak tubuh dan keterampilan yang tinggi untuk menangani benda (Armstrong, 1999).
B.     Sistem neurologis kecerdasan kinestetik
Sistem neurologis kecerdasan kinestetek berpusat pada serebelum ( otak kecil ), basal ganglia, dan motor korteks (Armstrong, 2003). Basal ganglia merupakan simpul syaraf atau pusat syaraf, yakni sejumlah massa zat abu-abu didalam subkulit otak dari belahan otak, yang sangat penting dalam koordinasi gerak-gerak, dan motor korteks merupakan  motor area, yakni bagian dari kulit otak, yang kurang lebih tertutup oleh gyrus presental, dan dikenal sebagai daerah-4 Broadmann, yang bertanggung jawab terhadap pengantara bagi gerakan-gerakanotot yang sederhana dan terbatas (Chaplin, 2005).
Kinestetik atau gerak terjadi pada perubahan sikap tubuh atau bagian tubuh.Rasa sikap, rasa gerak dan rasa arah gerak berpusat dikorteks sensorik lobus parietalis. Dengan kata lain, lobus parietalis mengurus gerakan, rasa sikap, rasa gerakan dan arah gerakan otot-otot seluruh badan, termasuk mengurus otot wicara (Markam&Markam, 2003).
Otak kecil mengatur koordinasi otot dan derajat kontraksi tiap gerakan aktivitas otot-otot manusia yang berjumlah 300 buah. Gangguan pada serebelum atau otak kecil akan menyebabkan gerakan menjadi tidak teratur. Sementara itu, lobus frontalis juga berfungsi sebagai pusat gerakan, meliputi kekuatan, kecepatan, dan gerakan halus (Markam&Markam, 2003)

Gbr otak



C.     Indikator kecerdasan kinesterik.
Kecerdasan kinestetik memungkinkan manusia membangun hubungan yang penting antara pikiran atau tubuh, dengan demikian memungkunkan tubuh untuk memanupulasi objek dan menciptakan gerakan.Perkambangan Kecerdasan kinestetik sangat bervariasi, tergantung pada komponen (kekuatan atau kelenturan) atau domain (gimnastik, bisbol, pantomime) (Armstrong, 2003).
Kecerdasan kinestetik atau kecerdasan olah tubuh merangsang kemampuan seseorang untuk mengolah tubuh secara ahli, atau untuk mengekspresikan gagasan dan emosi melalui gerakan.Ini termasuk kemampuan menangani suatu benda dengan cekatan dan membuat sesuatu.Pebasket, penari, koreografer, dan pantomim sangat membutuhkan kecerdasan olah tubuh ini (Schmidt, 2002).
Kemampuan yang muncul pada indicator kecerdasan kinestetik adalah sebagai berikut:
1.     Mengikuti satu atau lebih kegiatan olahraga atau kegiatan fisik secara teratur. Mereka mungkin mengikuti atau menekuni sepak bola, bulu tangkis, berenang, senam, atletik,atau bela diri.
2.      Tidak betah duduk berlama-lama. Mereka memerlukan gerak, tidak dapat diam dalam waktu lama, dan bergerak bahkan ketika sedang duduk menyimak sesuatu.
3.     Menyukai pekerjaan yang melibatka keterampilan tangan yang konkret. Mereka menikmati kegiatan yang bertumpu padaketerampilan motoric halus, seperti menjahit, merajut, memahat, bertukang atau merakit model. Pada anak-anak kegiatan seperti mencocok, menggambar, menyalin, kolase atau kegiatan motorik halus lainnya.
4.     Gagasan sering muncul ketika berkegiatan fisik. Mereka memiliki kepekaan berpikir ketika ada rangsang dagi gerak tubuh. Pada saat berjalan, berjoging atau menari, tubuh mereka memberi sinyal kepada otak sehingga peka terhadap rangsang dari luar. Dari sinilah ide-ide muncul. Pada saat berbicara, mereka menggerak-gerakkan tangan.
5.     Senang menghabiskan waktu luang dengan beraktifitas diruang terbuka. Mereka memilih kegiatan yang terkait dengan kinestetik (jalan-jalan, lari-lari) sebagai cara untuk mengisi waktu, terutama berjalan-jalan atau berlari-lari menghirup udara segar dan ruang terbuka.
6.     Sering menggunakan gerak tangan/bahasa tubuh ketika berbicara. Mereka mengisi kekosongan berbicara dan menguatkan ide berbicara dengan menggerakan tangan. Gerakan tangan dan bagian tubuh membantu mereka menemukan ide-ide untuk terus berbicara.
7.     Cenderung menyentuh sesuatu untuk lebih mengenal sesuatu itu. Mereka memanfaatkan informasi dari indra sentuhnya dan mengintegrasikan dengan latar belakang pengetahuannya. Berbagai pengetahuan menjadi lebih lengkap dengan kecenderungan menyentuh ini. Oleh karena itu, mereka tidak puas hanya sekedar melihat objek, tapi menyentuhnya untuk meyakinkan hasil pengamatan, menguji hipotesisnya, sekaligus memperoleh informasi dari sumber taktil (sentuhan).
8.     Menikmati kegiatan yang menantang bahaya yang menegangkan. Mereka tidak takut jatuh, tidak takut terluka. Mereka senang memanjat, berguling, meniti titian, dan aktivitas lain yang menantang dan menegangkan.
9.     Menganggap diri sebagai orang yang terkoordinasi. Mereka memiliki keyakinan yang tinggi terhadap kemampuan fisik. Mereka yakin dapat melakukan kegiatan fisik yang paling sulit sekalipun. Keyakinan tersebut membuat mereka dapat berani mencoba berbagai kegiatan motoric dan cenderung mengulangnya untuk mencapai kemampuan yang terbaik.
10.  Mempraktikkan suatu keterampilan yang baru. Mereka tidak sekedar membaca atau melihat video yang menggambarkan keterampilan tertentu, tetapi benar-benar akan mempraktikkannya.
D.     Indikator kecerdasan kinestetik Anak Usia Dini
Anak-anak yang mempunyai kecerdasan kinestetik yang baik sering tidak bias duduk makan, dan biasanya minta izin keluar untuk bermain. Mereka cenderung banyak gerak, sulit untuk duduk tenang, dan membutuhkan kesempatan aktif lebih besar dari pada anak sebayanya.Duduk tenang bagi anak-anak yang berkembang dalam kinestetik sanyatlah menyiksa.Mereka benar-benar membutuhkan aktivitas menyentuh-meraba, menggerakan tangan, tubuh, dan motorik halus untuk belajar atau mempelajari sesuatu.
Sebagian dari anak yang berkembang dalam kinestetik terlihat menonjol dalam aktivitas motoric halus, seperti mengetik, menggambar, memperbaiki, menjahit (menjelujur), menuru tulisan/menulis, menggunting, mewarnai, danketerampilan motorik lain. Koordinasi tangan dan mata mereka sangat baik disbanding anak-anak sebayanya.
Pada Anak Usia Dini (sampai usia 6 tahun) kecerdasan kinestetikterdeteksi melalui indicator berikut :
1.     Anak terlihat aktif, terus bergerak, jarang tampak diam sekalipun sedang tidak enak badan, berjalan-jalan dikelas pada saat mengerjakan tugas di meja, sebentar-sebentar keluar lalu masuk kekelas lagi, sebentar-sebentar berdiri, berjalan, lalu duduk lagi.
2.     Anak memiliki kekuatan otot yang tampak menonjol dari anak sebayanya, berani berayun, memanjat bola dunia, papan panjatan, melompat dengan kuat dan mendarat dengan tepat.
3.     Anak suka menyentuh-nyentuh benda yang baru dilihatnya, memegang-megang krayon yang baru dibelinya, menyentuh tombol televise, bermain dengan tuts pianika, memegang cat basah, sangat peka terhadap tekstur.
4.     Anak terlibat dalam kegiatan fisik sepak bola, berenamg, dan bersepeda.
5.     Anak unggul dalam kompetisi aktivitasfisik atau olah raga di lingkunganlembaga PAUD, seperti TPA, KB, dan TK, seperti lomba lompat kodok, menendang bola, berlari, merebut bola.
6.     Anak pandai menirukan gerakan-gerakan orang lain, membungkuk seperti orang tua, merangkak, seperti adik bayi, mengayun-ayunkan tangan, seperti orang kampanye, menirukan gerakan teman  yang menangis, hantu cina yang melompat, dan menirukan gaya mengajar bu guru didepan kelas (usia 3-6 tahun).
7.     Anak menikmati kegiatan bermain tanah atau pasir (usia 2-4 tahun), melukis dengan jari, kegiatan menanam, mengecat (usia 4-6 tahun).
8.     Anak relative luwes saat berbicara karena menggunakan gerakan tubuh sebagai pendukung, menggerakan tangan saat berbicara, serta terlihat luwes saat menari (3-6 tahun).
9.     Anak memiliki keseimbangan yang bagus dari teman sebaya,tidak jatuh saat meniti titian, memiliki pijakan kaki yang lebih mantap, menggerakan tangan seperti terbang tanpa jatuh, dan menikmati kegiatan fisik yang menantang (3-6 tahun).
10.  Anak memiliki ketahanan fisik yang baik, kuat berdiri satu kaki lebih lama dibandingkan teman sebaya, lebih lamabertahan dalam kegiatan fisik.
E.     Cara mengembangkan kecerdasan kinesteik pada Anak Usia Dini.
Salah satu cara mengembangkan kecerdasan kinestetik pada Anak Usia Dini salah satuya adalah kelenturan tubuh. Sebagai bagian dari komponenkecerdasan kinestetik, kelentursn melengkspi komponen kinestetik lain. Kelenturan terkait dengan keluwesan dan estetika dari gerakan-gerakan terencana dari manusia.Kelenturan dapat dirangsang melalui kegiatan yang indah, halus dan luwes.Kelenturan juga meliputi kegiatan yang lentur, lancer, tidak kaku.Hampir semua tarian, termasuk balet berfungsi melenturkan gerak tubuh. Kegiatan yang dirancang untuk mengembangkan kelenturan gerak tubuh anak adalah:
1.     Demonstrasi gerak
“Menari” merupakan paduan gerakan badan (tangan, dan sebagainya) yang berirama, biasanya diiringi bunyi-bunyian (music, gamelan, dan sebagainya).Menari memiliki tujuan utamamerangsang kemampuan gerak dan kelenturan tubuh.Kegiatan ini diberikan di TPA, KB, dan TK dengan penyesuaian tari.
2.     Menirukan gerakan.
“Meniru gerak” merupakan kegiatan menirukan gerakan-gerakanluwes yang dilihat atau dipersiapkan.Kegiatan ini bertujuan untuk merangsang kepekaan terhadap gerakan luwes yang bernilai estetis (indah).
3.     Mencipta dan meluweskan gerak.
“mencipta dan meluweskan gerak” merupakan kegiatan membuat gerakan spontan dan meluweskan gerakan spontan tersebut. Kegiatan ini bertujuan merangsang kemampuan membuat gerakan yang luwes pada anak.
Sumber garak tari adalah tubuh secara keseluruhan.Mulai dari gerakan kepala, tangan, hingga kaki.Seperti kita tahu bahwa tubuh itu merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisah-pisah. Ketika anak menari melangkahkan kakinya atau merentangkan tangannya, misalnya tidak berarti bahwa bagian-bagian tubuhnya yang lain tidak turut menari. Bahkan kesatuan dan keseimbangan seluruh anggota tubuhnya sangat utama dalam menari.Anggota tubuh yang digerakan baik secara sadar atau tidak, dalam menari harus tetap menjadi satu kesatuan, sehingga keseimbangan dari perwujudan seluruh tubuh tetap terjaga dan tertata dalam ruang.
Mengenal struktur tubuh atau anatomi merupakan pengetahuan penting bagi anak didalam menari. Anak diberi kesempatan mengidentifikasi dan mendemonstrasikannya melalui gerakan tari  yang terkoordiansi dengan bagian struktur tubuh atau anatomi, seperti persendian yaitu : siku, lutut, pinggang, leher, pergelangantangan, pundak atas.
Mengorganisasikan gerakan tubuh atau melakuakn olah tubuh dalam menari, dapat dilakukan melalui:
a.     Gerakan dinamis, merupakan gerakan yang dilakuakn secara wajar oleh anak namun indah dilihat. Untuk melakukan gerakan dinamis dalam menari tidak semua anak mampu, oleh karenanya anak perlu mendapat latihan seperti menggerakan tangan dan kaki secara harmonis sesuai irama music, baik bergerak ditempat maupun sambil berpindah tempat mengisi uang tempat ia menari dan mengolah tubunya dengan gerakan spontan tapi seirama. Melatih kemampuan anak mengkoordinaskan gerak struktur tubuhnya harus dengan irama iringan, baik irama iringan musik dari kaset maupun irama iringan alat musik pukul. Gerakan dinamis yang dilakukan anak dalam menari akan diperolehnya melalui kemampuan mereka mengkoordinasikan gerakannya dengan merespons iringan musik dengan baik.
b.     Pembentukan tubuh, pembentukan tubuh bagi anak usia dini tidak harus menggunakan teknik yang sulit. Latihan pembentukan tubuh yang diajarkan cukup dengan cara mendemonstrasiakn gerakan lateral atau kearah samping dan menyilang kearah samping, atau gerakan yang menggunakan bagian tubuh atas dan bawah dalam waktu yang bersamaan.
Beberapa keterampilan tubuh yang penting dilakukan anak dalam menari,yaitu :
a.     Keseimbangan, keseimbangan adalah kemampuan anak untuk mendemonstrasikan kemampuan berjalan, melingkar,berjalan jinjit, dan kemampuan menyeimbangkan satu kaki selama dua atau tiga detik.
b.     Kekuatan, merupakan kemampuan untuk mengungkapkan ekspresi gerak tubuh anak dalam menari.
c.      Rentang gerak, anak mampu mendemonstrasikan flesibelitas dari gerakan berputar-putar pinggang, pundak, lutut dan kaki.
d.     Menghubungkan, yang maksud dengan keterampilan menghubungkan adalah keterampilan anak menggerakan bagian tubuh secara tersendiri, seperti : menggerakan tangan kanan saja atau kepala saja atau pada waktu yang bersamaan memfokuskan pada perhatian dan arah.
Kesadaran tubuh menunjuk pada kemampuan anak untuk mengenal nama-nama bagian tubuhnya yang bemacam-macam serta kemampuan untuk mengontrol setiap bagian dari tubuhnya secara terpisah. Bagian-bagian tubuh yang perlu dikenal anak dalam menari melibatkan tiga wilayah meliputi :
1.     Wilayah kepala, yaitu : dahi, muka, pipi, alis, hidung, mulut, telinga, rahang, dagu, mata dan rambut.
2.     Wilayah badan bagian atas, yaitu : leher, bahu, dada, perut, lengan tangan, siku, pergelangan, telapak dan jari-jari.
3.     Wilayah badan bagian bawah, yaitu : pinggang, pinggul, pantat, paha, lutut, betis, pergelangan kaki, tumit, bola-bola kaki dan jari-jari.
Bagian-bagian tubuh seperti kaki, tangan, kepala dan wajah dalam menari memiliki peran dan fungsi masing-masing serta perupakan media dalam gerak.Seperti tangan, misalnya dibandingkan dengan kaki, tangan lebih banyak memiliki fungsi sebagai media komunikasi, seperti isyarat untuk menunjuk, memanggil, mengacungkan jempol, dan lain-lain.Didalam tari, tangan juga merupakan media ungkap.Desain atau konsep gerak tangan dalam menari sangat dominan variatif.Bagian-bagian tubuh ini sangat penting dalam mengekspresikan makna, dan sebagai medium ungkap menyampaikan ekspresi didalam menari.
Gerak merupakan dasar belajar tari.Anak pada umumnya senang bergerak.Ketika anak bergerak sambil menari, merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi mereka. Bergerak sambil menari ini akan membantu baik guru maupun anak untuk memahami gerak yang terintegrasi dalam tari.Tati dapat membantu anak mengenal pengetahuan bagainama menginternalkan pengalaman gerak, bagaimana menciptakan gerak secara spontan.Dalam pembelajaran tari mereka mampu menggunakan gerakan untuk menyampaikan sesuatu.Gerak memberikan pemahaman kognitif antara ide, gerak, maksud, hasil atau solusi.
Kesadaran akan gerakan-gerakan anggota tubuh anak seperti tepukan tangan yang ritmis misalnya, atau hentakan kaki yang ritmis atau dalam suasana keceriaan dikelas maupun diluar kelas merupakan kepekaan anak dalam menari. Kepekaan ini sangat penting sebab semakin meningkat pemahaman anak semakin bagus ia menampikkan gerakannya.Gerakan-gerakan tubuh yang sederhana tersebut relatif mudah direspon oleh anak-anak.Gerakan tubuh anak dalam menari, seberapapun sederhananya, dimaksudkan untuk menari.
Dalam menari, anak bergerak secara natural.Mereka bergerak untuk mencapai mobilitas, bergerak untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan, dan bergerak karena menyenangkan dan merasa bahagia.Ketika gerakan mereka menjadi terstruktur dan dipertontonkan denan penjiwaan sesuai dengan gerakannya maka itu disebut tari.Sama hal nya dengan mengorganisasikan bunyi menjadi sebuah musik. Anak belajar struktur gerak sama dengan ketika mereka belajar bahasa. Meskipun pembelajaran untuk anak usia dini menyertakan pelajaran menggambar dan bernyanyi, sering terlupakan memasukan pengorganisasian gerak kedalam suatu pengalaman indah. Gerak tari bagi anak usia dini disesuaikan dengan usianya, dan gerakan itu mampu memberikan informasi.
Gerak tubuh penari membutuhkan ruang, seperti halnya benda, yang mengisi suatu volume di dalam suatu ruang.Dalam tari, tubuh bukan hanya mengisi ruang, melainkan juga menciptakan ruang. Ketika seorang anak merentangkan tangannya, misalnya maka dengan sendirinya suatu ruang gerak akan tercipta.Kemampuan kesadaran ruang yang mereka ciptakan tadi, menunjuk pada posisi tubuh yang dikaitkan dengan ruang sekelilingnya.Ini merupakan dasar dalam perkembangan kemampuan gerak perseptual anak.Gerak perseptual dihasilkan oleh kemampuan anak mengindera rangsangan dan menentukan gerak yang sesuai dengan rangsang itu.Anak menerima dan merespons rangsang melalui keterampilan gerak yang menarik dan unik dengan menggunakan elemen-elemen tari kemudian mendemonstrasikannya lewatkosa kata tari. Pengembangan kosa kata tari, seperti memberi nama gerakan yang berlawanan, misalnya besar-kecil, cepat-lambat, bergerak-berhenti, dan lain sebagainya
Bentuk-bentuk ruang dalam menari unuk anak usia dini adalah :
1.     Arah, anak menggunakan tubuhnya untuk menciptakan arah seperti, melakukan gerakan kedepan, kebelakangg, kesamping, meninggi dan merendah serta berbelok sambil menjelajahi tempat yang kecil, besar, tinggi bahkan rendah.
2.     Jalan setapak, anak menari dalam ruang yang lurus, berbelok, dan melingkar dengan jalan setapak.
3.     Level, anak menari dengan level intensitas yang tinggi, menengah dan rendah.
4.     Bentuk, anak mendemonstrasikan bentuk-bentuk geometri dengan tubuh, seperti melingkar, segitiga, segiempat, bintang, oval, bentuk bulan sabit. Contohnya anak menari membentuk huruf  “X”, “P”, an “L”.
5.     Bentuk individual, anak bergerak pada ruang sendiri dan pada ruang teman lainya. Misalnya, anak bergerak pada ruang sendiri, kemudian bergerak diposisi temannya, demikian sebaliknya.
6.     Hubungan, anak menari dan mengidentifikasi hubungannya dengan posisi yang jelas dengan teman lain, seperti : gerakan si Anita berhubungan dengan gerakan teman di sampingnya, juga berhubungan dengan teman didepannya, dan berhubungan dengan teman dibelakangnya, kemuka atau menjauh.
Aspek waktu amat penting dalam menari dan hal ini perlu diperhatikan oleh guru.Untuk melompat misalnya, anak butuh waktu 3 detik, untuk melangkah membutuhkan waktu 2 detik. Atau suatu gerakan yang sama seperti gerakan jalan ditempat jika dilakukan dalam waktu yang berbeda, akan berbeda pula efek dan rasanya, baik bagi anak yang melakukannya, maupun bagi orang lain yang melihatnya. Walaupun tidak selalu, aspek waktu dalam tari sering terkait dengan music pengiringnya, yang memang secara bersama-sama menjalani waktu tersebut.Istilah yang banyak dipakai yang ebrkaitan dengan waktu adalah irama.Jadi gerakan tari adalah gerakan yang berirama, yang diatur waktunya.Pengaturan waktu yang dimaksud adalah cepat-lambatnya tarian.Waktu diatur sesuai dengan kebutuhan atau kedaan.Sebagai contoh, nak melakukan gerakan yang lambat, bukan karena santai, atau sebaliknya bergerak cepat bukan karena tergesa-gesa melainkan karena itulah waktu yang cocok untuk melakukan tariannya.
Aspek waktu dalam menari adalah:
1.     Tempo, anak menari dengan tempo yang berbeda-beda tergantung pada perubahan iringanmusik atau instrument.
2.     Ritme, anak menari dengan ketukan yang tetap, seirama dengan music atau instrument.
3.     Pola, anak menari dengan pola ritmik.
4.     Musik, anak berimprovisasi dengan merespons music.
Untuk bergerak anak perlu tenaga.Aspek tenaga dalam menari berhubunan dengan kemampuan untuk menciptakan daya (force), menyerap tenaga, mengatur keseimbangan, mengtur jarak, kecepatan, serta aliran gerak.Besar kecil tenaga yang dikeluarkan anak dalam menari tergantung dari kebutuhannya.Dalam tari tenaga diatur, seperti keras-lemahnya, besar-kecilnya, sesuai dengan yang diperlukan.Pengaturan tenaga ini disebut dengan dinamika.Tenaga besar melahirkan dinamika gerakan yangnkuat, dan tenaga yang kecil melahirkan dinamika yang lembut. Contoh, anak menari dalam berkelompok sambil membawa tongkat, gerakan-gerakan yang dilakukan seperti meloncat keatas, diselingi dengan langkah kaki seperti derap langkah tentara. Gerakan anak ini menciptakan ruang besar, dan rasa waktu yang cepat, serta menciptakan dinamika yang kuat.Dengan demikian, aspek fisik atau teknik tari berkenaan dengan ruang, waktu dan tenaga.









BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.     KESIMPULAN
Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan menggunakan seluruh tubuh (fisik) untuk mengekspresikan ide dan perasaan serta keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu. Kemampuan inti dari kecerdasan kinestetik bertumpu pada kemampuan yang tinggi untuk mengndalikan gerak tubuh ( koordinasi,  keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, dan kecepatan ) dan keterampilan yang tinggi untuk menangani benda ( ketermpilan tangan, koordinasi mata-tangan, kepekaan sentuhan ). Sistem neurologis kecerdasan kinestetik berpusat pada serebelum ( otak kecil ), basal ganglia dan motor korteks. Perkembangan kecerdaan kinestetik sangat bervariasi, tergantung pada komponen ( kekuatan atau fleksibilitas ) atau domain ( gimnastik, bisbol, pantomom ). Kecerdasan kinestetik memliki setidak-tidaknya sepuluh indikator.
Tubuh menjadi alat utama dalam menari, dan gerak tubuh merupakan media dasar untuk mengungkapkan ekspresi tari.Tari diwujudkan dengan gerakan tubuh.Gerakan tubuh membutuhkan ruang, waktu dan tenaga.Bagian-bagian tubuh yang mempunyai peran dalam menari adalah struktur tubuh/olah tubuh, dan keterampilan tubuh.Gerak merupakan dasar dari belajar tari.Bergerak melalui menari merupakan pengalamann yang menyenangkan bagi anak.
B.     SARAN
Berdasarkan kesimpulan dan uraian makalah maka diberikan saran sebagai berikut :
1.     Guru taman kanak-kanak diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang seni tari dan kajian teorinya.
2.     Guru taman kanak-kanak diharapkan dapat memberikan kegiatan seni tari di sekolah sesuai dengan tumbuh kembang anak usia dini, untuk meningkatkan kecerdasan anak usia dini.


RPP MATEMATIKA KELAS X/1 MATERI PROGRAM LINIER


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan    : SMA
Kelas/Semester          : X/1
Mata Pelajaran          : Metematika
Peminatan                  : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Materi Pokok             : Program linear
Sub Materi                  :  Model Matematika
Alokasi Waktu            : 2 x 45 menit ( kali pertemuan)

A.     Kompetensi Inti
KI-1
:  :
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI-2
:
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3
:
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4
:
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak  terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B.     Kompetensi Dasar
1.1   Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2.1   Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerjasama, konsisten, sikap disiplin, rasa percaya diri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi berpikir dalam memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah.
2.3   Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan perilaku peduli lingkungan.
3.1  Mendeskripsikan konsep sistem persamaan dan pertidaksamaan linierduavariabel dan menerapkannyadalam pemecahan masalah program linear.
3.2   Menerapkan prosedur yang sesuai untuk menyelesaikan masalah program linear terkait masalah nyata dan menganalisiskebenaran langkah-langkahnya.
4.1 Merancang dan mengajukan masalah nyata berupa masalah program linear, dan menerapkan berbagai konsep dan aturanpenyelesaian sistem pertidaksamaan linier dan menentukan nilai optimum dengan menggunakan fungsi selidik yang ditetapkan.
C.     Indikator Pencapaian Kompetensi
1.      Memiliki sikap Kemampuan bekerjsama, Sikap toleransi dalam perbedaan strategi berpikir dalam memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah,Bertangungjawab, dan Peduli pada lingkungan
2.      mendeskripsikan konsep sistem persamaan dan pertidaksamaan linierduavariabel
3.      menerapkan konsep sistem persamaan dan pertidaksamaan linierduavariabel dalam pemecahan masalah program linear.
4.      menerapkan prosedur yang sesuai untuk menyelesaikan masalah program linear terkait masalah nyata
5.      menganalisiskebenaran langkah-langkah penyelesaian maslah program linear.
6.      merancang dan mengajukan masalah nyata berupa masalah program linear,
7.      menerapkan berbagai konsep dan aturanpenyelesaian sistem pertidaksamaan linier dan menentukan nilai optimum dengan menggunakan fungsi selidik yang ditetapkan.


D.       Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik diharapkan siswa dapat
1.      Memiliki sikap Kemampuan bekerjsama, Sikap toleransi dalam perbedaan strategi berpikir dalam memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah,Bertangungjawab, dan Peduli pada lingkungan
2.      mendeskripsikan konsep sistem persamaan dan pertidaksamaan linierduavariabel
3.      menerapkan konsep sistem persamaan dan pertidaksamaan linierduavariabel dalam pemecahan masalah program linear.
4.      menerapkan prosedur yang sesuai untuk menyelesaikan masalah program linear terkait masalah nyata
5.      menganalisiskebenaran langkah-langkah penyelesaian maslah program linear.
6.      merancang dan mengajukan masalah nyata berupa masalah program linear,
7.      menerapkan berbagai konsep dan aturanpenyelesaian sistem pertidaksamaan linier dan menentukan nilai optimum dengan menggunakan fungsi selidik yang ditetapkan.

E.     Materi Pembelajaran
1.    Model matematika
2.    Program linear dengan metode grafik
3.    Daerah bersih dan garis selidik

E.     Metode Pembelajaran
1.      Pendekatan                : Saintifik
2.      Model Pembelajaran :Poblem based learning
3.      Metode                       : Ceramah, diskusi kelompok,tanya jawab, dan penugasan


F.     Alat/Media/Bahan
1.      Alat/media                :    LCD, papan tulis
2.    Sumber Belajar          :    Buku guru Matematika kelas XI, Buku siswa matematika XI diterbitkan Depdikbud. Lingkungan, Internet
                                       

G.    Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi waktu
Pendahuluan
1.       Peserta didik merespon  salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya
2.       Peserta didik menerima informasi tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan materi yang memiliki keterkaitan dengan materi sebelumnya.
3.       Peserta didik menerima informasi tentang kompetensi, ruang lingkup materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran  serta metode yang akan dilaksanakan

10 menit
Inti
1.     Kegiatan diawali dengan siswa diminta mengamati masalah yang disajikan guru dengan power point
2.     Siswa memecahkan masalah yang diberikan guru secara individual. Guru memantau proses penyelesaian siswa, memberikan bantuan jika diperlukan
3.     Beberapa mempresentasikan hasil penyelesaian masalah di depan kelas. Siswa saling memberi tanggapan. Guru memberi umpan balik
4.     Siswa dibagi 10 kelompok, masing-masing 4 orang
5.     Setiap kelompok mempelajari masalah 1.1, 1.2, 1.3 beserta penyelesaiannya
6.     Siswa diberi kesempatan menanyakan hal-hal yang menarik atau belum diketahui tentang masalah yang dipecahkan
7.     Beberapa siswa  diberi kesempatan memaparkan hasil temuan yang didapat dari masalah-masalah yang telah diselesaikan. Siswa-siswa lain memberikan tanggapan terhadap paparan siswa. Guru memberi tanggapan dan atau umpan balik
8.     Siswa diminta menemukan suatu kesimpulan apa yang dapat mereka peroleh berdasarkan penyelesaian masalah yang telah dilakukan
9.     Siswa memaparkan simpulan yang diperoleh. Siswa lain memberi tanggapan. Guru memberi tanggapan dan umpan balik

65 menit







Penutup
1.       Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari
2.       Peserta didik merefleksi penguasaan materi yang telah dipelajari dengan membuat catatan penguasaan materi.
3.       Peserta didik melakukan evaluasi pembelajaran.
4.       Peserta didik saling memberikan umpan balik hasil evaluasi pembelajaran yang telah dicapai.
5.       Guru memberikan tugas mandiri sebagai pelatihan keterampilan dalam menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan program linear
6.       Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada pertemuan berikutnya
15 menit

H.     Penilaian
Penilaian dilakukan selama kegiatan pembelajaran yaitu Penilaian sikap,  pengetahuan, dan keterampilan. Teknik penilaian yang digunakan adalah: tes, pengamatan, dan proyek.Instrumen penilaian terlampir.

Blogroll

loading...
 

Catatanku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang